Situs Pasir Panghajatan

Area Situs Pasir Panghajatan terletak di kaki Bukit Pasir Malati, tepatnya di Dusun Cirendang, sekitar 150 meter dari jalan utama Desa Jembarwangi. Kawasan ini menyimpan deretan makam tua dengan nisan bergaya Mataraman yang diperkirakan berasal dari abad ke-19 (1800–1900-an), salah satunya bahkan bertuliskan tahun 1302 H atau 1881 Masehi—tahun yang sama ketika Tsar Alexander II terbunuh, menandai nilai sejarah yang cukup istimewa.

Sekitar 20 meter dari makam tersebut, terdapat makam yang sangat dihormati oleh masyarakat Cirendang: Makam Eyang Buyut Kamijah, sosok perempuan yang dipercaya sebagai tokoh pembuka desa bersama Eyang Buyut Manshur. Keduanya diyakini berasal dari tanah Mataram, membawa nilai spiritual dan budaya yang kuat bagi masyarakat setempat.

Makam Eyang Buyut Kamijah menjadi pusat dalam pelaksanaan Ritual Mapag Sri, sebuah tradisi yang memadukan penghormatan kepada leluhur dengan harapan panen yang baik. Di area ini juga terdapat sebuah balai sederhana, yang menjadi tempat berkumpul warga untuk berdoa dan memohon keberkahan bagi kampung mereka.

Area makam Eyang Buyut Kamijah dikelilingi oleh batu-batu pipih dan makam-makam kuno lainnya yang tersebar melingkari pusat makam. Terdapat sekitar delapan hingga sembilan makam dengan nisan berbahan batu andesit alam, menandakan jejak sejarah yang panjang. Di antara semuanya, makam Eyang Buyut Kamijah tampak paling menonjol—nisannya setinggi 35 cm berbentuk seperti kuncup kelopak melati, terbuat dari batu andesit, dan dikelilingi keramik merah. Posisinya sedikit lebih tinggi dibandingkan makam-makam lain di sekitarnya, memperkuat kesan sebagai titik utama dari kawasan ini.

Sekitar 10 meter ke arah atas dari makam, terdapat singkapan batu yang tersusun rapi secara bertingkat, memanjang dari selatan ke utara. Pola dan susunannya mengisyaratkan kemungkinan adanya struktur punden berundak yang belum terungkap dan perlu dikaji lebih lanjut. Temuan ini membuka peluang besar bagi penelusuran arkeologis yang lebih dalam di kawasan Cirendang.

Setiap kali Ritual Mapag Sri digelar, makam Eyang Buyut Kamijah selalu menjadi pusat dari seluruh rangkaian prosesi. Sebuah balai sederhana berdiri tak jauh dari makam, menjadi tempat berkumpul warga untuk berdoa kepada leluhur dan memohon keberkahan bagi kampung pada Yang Maha Kuasa.

Suasana di sekitar situs terasa tenang dan damai, tanpa kesan angker atau menyeramkan seperti yang sering dilekatkan pada area pemakaman tua. Sebaliknya, tempat ini justru memancarkan aura kesejukan spiritual yang menentramkan. Meskipun belum tertata secara formal, suasana di area situs ini jauh dari kesan angker. Jika berkunjung, disarankan menggunakan lotion anti nyamuk agar lebih nyaman menikmati perjalanan spiritual dan sejarah di situs ini.

Letak: Jalan menuju lokasi menanjak sekitar tiga puluh menit jalan kaki atau lima menit dengan menggunakan motor dari jalan utama Dusun Cirendang. 

Pengelola : Pak Belot; Juru Kunci makam Eyang Buyut Kamijah, makam Eyang Buyut Manshur, dan Tetua Adat Desa Jembarwangi

HTM : Gratis. Tapi bawa rokok atau sedikit uang untuk Pak Belot tentu akan sangat membuat dirinya bahagia.

Do & Dont's: Meminta pada makam tidak dianjurkan, mengotori lokasi dengan sampah, membakar sampah, berkata kasar dan sumpah serapah.

Salah satu makam kuno di area Makam Eyang Buyut Kamijah

Makam Eyang Buyut Kamijah

*Penafian: Situs yang dimaksud di sini adalah tempat berkumpulnya lokasi tinggalan purbakala/sejarah yang terletak berdekatan antara satu objek dengan yang lainnya. Situs Pasir Panghajatan belum menjadi objek Cagar Budaya. Namun, berdasarkan analisa dari tim Peneliti Niskala Institute dan Kolektif Rawayan area ini layak dan bisa untuk ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya Kabupaten Sumedang. Jadi kami tidak mendahului TACB Kabupaten Sumedang ya😁 Bahkan mendorong Disparbudpora serta TACB Kabupaten Sumedang untuk menjadikannya sebagai situs.

Penafian ini akan kami hapus jika area ini telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya