Bagaimana kami berporses?

Proses meNATA yang dijalani oleh Niskala Institute dalam merintis Ekomuseum Lembah Cisaar bukan sekadar pelaksanaan program, melainkan sebuah transformasi kultural yang berpijak pada kerja jangka panjang, keterlibatan mendalam, dan praktik reflektif yang berkelanjutan. Sebagai lembaga yang menjunjung prinsip pelestarian berbasis komunitas, Niskala menempatkan proses sebagai elemen fundamental dari keberhasilan, bukan semata-mata hasil akhir.

Dalam setiap upaya riset dan pengelolaan warisan budaya, Niskala meyakini bahwa penguatan tim dan pembekalan pengetahuan dasar merupakan prasyarat utama sebelum turun ke lapangan. Oleh karena itu, sebelum proses penelitian dimulai, diselenggarakan empat kelas pendahuluan sebagai ruang pembelajaran dan penyelarasan nilai:

  1. Kelas Pendokumentasian Warisan Budaya Komunitas

  2. Kelas Etnografi Pedesaan

  3. Kelas Pengelolaan Warisan Budaya

  4. Kelas Nilai Signifikansi Warisan Budaya

Setiap kelas ini dirancang untuk memperkuat kapasitas internal tim, membangun perspektif reflektif, serta memastikan bahwa pendekatan yang digunakan selaras dengan prinsip-prinsip kerja kolaboratif, kontekstual, dan berakar pada komunitas.

Dari Warisan Budaya ke Proses Kultural dan Melembaga

Sekolah Kebudayaan Niskala Sebagai Wujud Desentralisasi Epistemik.

Sebagai strategi intervensi kultural yang berpijak pada produksi pengetahuan lokal dan relasi kuasa yang lebih setara, Niskala Institute merumuskan Ekomuseum Lembah Cisaar bukan sebagai situs pelestarian konvensional, melainkan sebagai ruang artikulasi kolektif yang memungkinkan masyarakat Jembarwangi mereposisi diri sebagai subjek kebudayaan. Melalui mekanisme partisipatif yang terstruktur dan sinergi lintas sektor, ekomuseum ini hadir sebagai instrumen desentralisasi epistemik—menggeser logika pewarisan dari warisan sebagai objek menjadi warisan sebagai praksis hidup yang dinegosiasikan, dihidupi, dan diberdayakan bersama. Semangat melakukan desentralisasi epistemik inilah yang menjadi landasan dari Sekolah Kebudayaan Niskala.

Alur Perencanaan

Siapa saja yang terlibat?

Kegiatan ini terselenggara melalui kolaborasi antara Niskala Institute, Kolektif Rawayan, Pemerintah Desa Jembarwangi, dan Karang Taruna Desa Jembarwangi, sebagai bentuk sinergi lintas komunitas dan lembaga dalam mendukung pelestarian budaya, penguatan kapasitas masyarakat, serta pemajuan ekosistem warisan lokal di kawasan Lembah Cisaar.

Bagaimana Kami Melakukan?

Kegiatan ini dilakukan melalui inventarisasi potensi warisan budaya, Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD), cultural heritage mapping, dan analisa nilai budaya yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh Niskala Institute, Kolektif Rawayan, dan masyarakat Desa Jembarwangi sebagai bagian dari upaya pemetaan awal dan penguatan basis pengetahuan lokal di kawasan Lembah Cisaar.

Apa manfaat?

Kegiatan ini memberikan manfaat praktis berupa pemetaan awal potensi warisan budaya, peningkatan kesadaran masyarakat, serta penguatan kapasitas warga dan pemerintah desa dalam pelestarian budaya lokal. Dalam jangka panjang, menjadi dasar pengembangan Ekomuseum Lembah Cisaar, memperkuat identitas budaya desa, membuka peluang ekonomi berbasis budaya, serta menjadi pijakan untuk pelestarian pengetahuan lokal yang berkelanjutan dan inklusif.