Kawasan Sebaran Fosil
"Dari aliran Sungai Cimanuk Purba hingga Pasir Malati, bumi membuka rahasianya. Fosil-fosil purba tak bersembunyi di sini—mereka muncul begitu saja, seakan menanti untuk diceritakan. Cangkang penyu prasejarah, gading stegodon raksasa—semuanya jejak kehidupan lampau yang kini bersemayam di Museum Lembah Cisaar. Datanglah, saksikan sejarah terbentang di depan mata. Tapi ingat: jangan ambil apa pun selain foto, dan jangan tinggalkan apa pun kecuali jejak langkah dan rasa takjub."






Awal mula cerita ditemukannya fosil
Di balik perbukitan tenang Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Sumedang, tersimpan kisah geologis yang menakjubkan. Pada tahun 2004, peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan seorang ahli dari Jerman, Dr. Cristien, menemukan fosil rahang stegodon—gajah purba raksasa—yang menjadi awal dari serangkaian penemuan luar biasa di wilayah ini.
Sejak itu, Jembarwangi telah menjadi situs penting bagi paleontologi Indonesia. Fosil-fosil yang ditemukan mencakup gading stegodon sepanjang 255 cm, tempurung kura-kura purba berukuran 123 cm, serta gigi buaya dan potongan kepala rusa. Penemuan-penemuan ini menunjukkan bahwa wilayah ini dulunya merupakan habitat bagi berbagai satwa purba.
Yang menarik, banyak dari fosil ini ditemukan oleh warga setempat saat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membuka lahan atau berkebun. Misalnya, pada Juli 2022, seorang warga menemukan fosil kura-kura purba saat membuka akses jalan menuju kebun


Pak Wawan (kiri) dan Mang Ence (kanan-topi) yang sedang menunjukan lokasi sebaran fosil
Pak Wawan dan Mang Ence
adalah dua orang awal dari masyarakat Desa Jembarwangi yang menemukan fosil-fosil. Mereka berdua kemudian dilibatkan juga pada proses ekskavasi, pemindahan fosil dari lokasi temuan ke Museum Lembah Cisaar dan kini menjadi Satuan Tugas Kepurbakalaan di Museum Lembah Cisaar bersama dengan dua orang lainnya.
Mereka berdua akan dengan senang hati mereka berdua akan menemani setiap orang yang ingin mengetahui lokasi temuan fosil. Tapi berkabar terlebih dahulu tentu akan lebih baik, mengingat Pak Wawan adalah seorang pengusaha jadi kalau lagi sibuk agak susah untuk menemani, kalau Mang Ence petani, bisa standby sih cuma berkabar tentu akan lebih baik.
Kami ada cerita tersendiri soal Pak Wawan. Klik tautan dibawah untuk mengetahui lebih lanjut: